INILAH Bukti Bahwa Di Nusantara, JILBAB Sesuai Syari'at Islam Telah Diterapkan Pada Pakaian Adat Sejak Dulu!

TrenzCorner - "Hijab itu budaya Arab! Bukan budaya Nusantara!" Begitulah seruan yang sering kita dengar saat ini dari orang-orang liberal yang ingin menghancurkan Islam, khususnya di Indonesia. Mereka yang menganut paham ini berusaha menghasut muslimah di Indonesia dengan mengatasnamakan BUDAYA.

"Hijab itu budaya Arab! Bukan budaya Nusantara!" | wets, ternyata yang ngomong begini belum memahami budaya asli Nusantara dengan baik dan menyeluruh. Hijab Bukan Budaya Arab, Hijab Juga Bukan Budaya Nusantara. Hijab adalah perintah Allah untuk wanita. Perintah Allah yang dimaksudkan untuk memuliakan wanita, bukan menghina! Hijab adalah perintah WAJIB bagi wanita, khususnya muslimah. Dan perintah Allah hijab yang WAJIB ini TERNYATA telah diterapkan oleh leluhur kita dalam kehidupan sehari-hari, sejak mereka mengenal Islam.

Perkenalkan, ini adalah Rimpu, pakaian tradisional wanita Bima, Nusa Tenggara Barat. Rimpu ini ada dua, yaitu Rimpu Mpida dan Rimpu Colo.



Rimpu Mpida adalah Rimpu yang ada cadarnya, menutupi wajah si wanita. Biasanya wanita yang memakai Rimpu Mpida ini masih belum menikah. Sedangkan Rimpu Colo adalah Rimpu yang tiada cadar. Biasanya dipakai oleh ibu-ibu atau mereka yang sudah menikah.

Yang membuat hijab syar'i ini begitu khas ialah bahannya, karena kain yang dipakai sebagai khimar (kerudung) dan jilbab (gamis) ialah kain sarung khas Bima, namanya sarung Nggoli.

Begitulah, bisa kita rasakan pengaruh Islam sangatlah kuat terhujam dalam budaya Nusantara. Jadi yang mengatakan bahwa "hijab budaya Arab" ialah mereka yg liberal dan terkotakan dalam pemikiran sempit warisan penjajah.

Fyi, bahkan dulu para wanita keraton Kesultanan Yogyakarta pada berhijab. Adapun pakaian kebaya dan kemben, dulu adalah pakaian yang dipakai oleh budak-budak yang dikirim oleh Raja Bali untuk sultan-sultan di Yogya sebagai hadiah.

Namun setelah kekalahan pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1830), budaya barat yang dibawa penjajah kafir Belanda sangatlah kuat merasuki kehidupan di keraton, sehingga bisa kita lihat, hari ini 'sebagian' budaya kita jauh dari kata syar'i.

Namun, orang-orang kafir itu tidak sanggup menghancurkan syari'at dan budaya kita secara sempurna. Buktinya, budaya syar'i peninggalan Kesultanan Bima masih berbekas hingga zaman sekarang.

Lah kok sepi pengedukasian tentang budaya kita yang satu ini yah? Jujur saya juga baru tahu belum lama ini. Malah yang lebih ditonjolkan adalah budaya-budaya kita yang jauh dari syari'at.

Yah, begitulah tantangan zaman, yang pasti bisa kita simpulkan, bahwa:

  • ‪#‎hijabsyari‬, tren sepanjang masa. Dulu, kini, dan nanti. Kapanpun, dimanapun.Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
  • #‎hijabsyari Jelas bukan Budaya Arab, Bukan pula Budaya Nusantara! #‎hijabsyari adalah perintah WAJIB dari Allah SWT untuk wanita, khususnya muslimah, untuk melindungi dan meninggikan derajat wanita. Budaya Nusantara tidak mengenal #‎hijabsyari?? Ini juga SALAH BESAR, karena ternyata ada bukti otentik bahwa pakaian tradisional dari wanita BIMA telah menerapkan #‎hijabsyari sejak dulu...


Yuk di SHARE...
Previous
Next Post »